Seorang teman yang dikenal kritis pernah berkata:” Agama hanyalah penghambat hubungan kita ke Tuhan, karena agama itu formalitas, birokratis, tidak demokratis dan powerfull, jadi hubungan kita dengan tuhan tidak memerlukan agama yang membuat kita takut akan adanya neraka, acaman dosa, siksaan bahkan pengasingan jadi agama itulah sebagai penghambat hubungan manusia dengan tuhan secara langsung, jadi karl marx, Nietsze, Max Webber, Sigmund Freud itu benar bahwa sebenarnya tuhan itu harus mati dan telah mati”.
Sebuah pernyataan yang cukup “Cerdas”, kemudian saya balik bertanya: “ lalu darimana kita tahu perilaku baik dan buruk boleh tidak boleh jika kita tidak menggunakan agama sebagai patokan.”
Katanya”oo, banyak bung dedi manusia itu dianugrahi akal dan budi pekerti dimana kita dapat mengetahui baik dan buruk melalui budi pekerti kita, jadi ajaran Zaratustra, Feng Sui, Konfucu, Anand Krisna, Karl Marx, Darwin, dan banyak lainnya merupakan ajaran kebijakan hidup dan banyak yang lainnya dapat menjadi penganggan hidup”, (wah hebat juga pemahaman teman kita satu ini).
Lalu saya balik bertanya,” bagaimana ketika kita mengungganakan semua ajaran itu dan ternyata satu sama lain saling bertentangan misal jika saya adalah penganut Marxis dan pengikut pahama materialisme otomatis saya tidak akan percaya yang namanya karma, tuhan atau apapun sebutanya, bisa GOD, YEHOVA, ALLAH, INRI, TIEN, IMANUEL, YESUS, SANG YANG WIDHI, SANG PENCIPTA, TUHAN dan lain-lain, padahal ajaran Zaratustra, Kong fucu masih menganggap adanya INVISBLE POWER yang harus dijunjung tinggi, dan setelah saya membaca banyak buku tentang orang-orang tersebut justru sebenarnya merekapun mengakui otoritas tuhan.
Bahkan Sigmund Freud dan Nietze pun sebenarnya orang yang peduli dengan tuhan buktinya pernyataan bahwa “ Tuhan telah mati” merupakan pencarian tentang tuhan yang hingga mereka mati belum mereka temukan sehingga mereka menyimpulkan bahwa tuhan telah mati, sama seperti pencarian WIJI TUKUL aktifis demokrasi 1997 yang hingga kini terus dicari bagi orang yang berfikiran negatif dan sempit pasti menyatakan bahwa para aktifis tersebut telah mati tapi bagi yang berpikir positif menyatakan bahwa mereka belum mati, karena kuburannya belum pernah ditemukan.
Jika kita mengikuti semua ajaran dari para wisdomman (saya lebih suka menyebutnya begitu) maka kita akan mendapatkan sepotong-potang ajaran yang tidak utuh, karena satu sama lain saling bertentangan, dan menurut saya anda adalah orang yang cerdas maka anda dapat membuat buku yang akhirnya menjadi rujukan bagi kebijakan sebut saja kita “NINOY KARUNDENG” anda mengariskan dengan jelas apa itu hidup, bagaimana hidup harus dijalani, apa arti hidup, apa arti alam, bagaimana hubungan sosial dibentuk bagaimana politik kenegaraan dijalankan maka anda dapat disejajarkan dengan para wisdom man tersebut, tanpa anda perlu menyebutkan nama-nama mereka”, sampai disini diskusi kita terhenti untuk dilanjutkan di lain waktu..
No comments:
Post a Comment